bapak ibu saya memberi nama Arif Budy Pratama

Foto saya
i'm just a poor boy, tryin'to face the cruel world.....oh.....wait the world is not always cruel....hehhehe

Senin, 18 Agustus 2008

pancasilais

Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila

Oleh

Arif Budy Pratama

“A nation againts its principle will not stand” kata Proklamator dan pencetus Santi aji Pancasila, Ir. Soekarno. Suatu bangsa yang melawan prinsip-prinsip yang dianutnya, maka tidak akan mampu bertahan. Pernyataan ini relevan dengan keadaan bangsa kita saat ini. Apabila bangsa kita tidak mampu untuk mengamalkan dan bahkan “melawan” Pancasila sebagai dasar, pedoman, prinsip, dan falsafah hidup bangsa maka bukan tidak mungkin nama Indonesia ini hanya akan ditemukan dalam sejarah sebagai bangsa yang pernah ada di dunia ini.

Nilai dan roh pancasila belum terpancar dari perilaku dan sikap masyarakat kita. Bahkan perilaku elit dan pejabat yang seharusnya menjadi teladan rakyat malah dengan jelas melanggar nilai-nilai yang diajarkan Pancasila. Lihatlah gejolak dan fenomena yang berkembang akhir-akhir ini mulai dari terbongkarnya penyelewengan dana Departemen Kelautan dan Perikanan, tragedi berdarah Alas Tlogo, konflik DPR-Presiden dan lain sebagainya.

Pancasila merupakan dasar atau pondasi dari suatu nation state, Indonesia. Penulis mengibaratkan Indonesia sebagai suatu bangunan kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila adalah dasar yang dijadikan landasan untuk bangunan-bangunan di atasnya. Yang namanya pondasi haruslah kuat, mantab, dan mengakar sehingga mampu menahan bangunan di atasnya.

Menurut hemat penulis, nilai-nilai yang diajarkan Pancasila dapat diamalkan secara konkret oleh masyarakat jika dan hanya jika pancasila itu sudah ter-internalisasi dalam tubuh masyarakat kita. Internalisasi merupakan suatu keadaan dimana suatu nilai sudah “mendarahdaging” dalam setiap aktivitas masyarakat sehingga nilai-nilai tersebut akan tercermin dalam setiap tindakan yang dilakukan. Bagaimana meng-internalisasikan Pancasila dalam setiap sendi kehidupan masyarakat kita?

Pertama, menuntut teladan dari tokoh-tokoh bangsa. Kebanyakan masyarakat akan melihat public figure dalam aktivitas kehidupannya sehari-hari. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap dan perilaku tokoh-tokoh masyarakat mulai Presiden sampai dengan RT hendaknya mencerminkan nilai-nilai pancasila.

Kedua, harus diupayakan suatu kondisi dimana pancasila benar-benar dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat. Sosialisasi nilai-nilai pancasila menjadi sangat penting mulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga. Mengapa keluarga? Keluarga merupakan entitas pertama ruang sosialisasi seseorang dan di level inilah akan terjadi proses pemahaman, pembiasaan, dan akhirnya nilai-nilai pancasila akan ter-internalisasi dalam diri seseorang.

Jangan sampai pengalaman masa lalu terulang. Masyarakat mampu menghafal pancasila bahkan sampai butir-butirnya, tetapi tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari karena sosialisasi pancasila cenderung formalistis dan minus teladan.

- Mahasiswa Administrasi Publik FISIP UNDIP

1 komentar:

Anonim mengatakan...

oh my gosh!
u'r just a twenty two years old, dont you look like more mature with ur posts (i mean older!) hahah

just kidding

smart boy!
why dont u write at wordpress, i think that is more serious than this blog!

adios,,,